Muhadjir Effendy – PT Bank Syariah Indonesia (BSI) telah melakukan perubahan signifikan dalam struktur kepengurusannya. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada 22 Mei 2023, Muliaman D. Hadad resmi diangkat sebagai Komisaris Utama/Independen BSI, menggantikan Adiwarman Azwar Karim. Keputusan ini menandai langkah penting dalam transformasi dan penguatan tata kelola perusahaan di BSI.

Profil Muhadjir Effendy
Muhadjir Effendy – Muliaman D. Hadad adalah seorang profesional dengan rekam jejak yang mengesankan di sektor keuangan dan pemerintahan. Lahir di Bekasi pada 3 April 1960, Muliaman menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, kemudian melanjutkan studi di luar negeri. Ia meraih gelar Master of Public Administration dari John F. Kennedy School of Government, Harvard University, dan gelar Doctor of Philosophy di bidang perbankan dan keuangan dari Monash University, Australia.
Karier profesional Muliaman dimulai di Bank Indonesia, di mana ia menjabat sebagai Deputi Gubernur pada periode 2006–2012. Setelah itu, ia dipercaya menjadi Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada periode 2012–2017. Pada 2018, Muliaman ditunjuk sebagai Duta Besar Indonesia untuk Swiss, jabatan yang diembannya hingga 2023. Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Komisaris Utama dan merangkap Komisaris Independen di BSI sebelum pengangkatannya kembali pada 2023 .
Peran dan Harapan di BSI
Muhadjir Effendy – Sebagai Komisaris Utama/Independen, Muliaman diharapkan dapat memberikan arahan strategis yang kuat bagi BSI, terutama dalam menghadapi tantangan industri perbankan syariah yang semakin kompetitif. Pengalaman luasnya di sektor keuangan dan regulasi menjadi aset berharga dalam upaya penguatan tata kelola perusahaan dan implementasi prinsip-prinsip syariah yang konsisten.
Salah satu fokus utama yang diharapkan dapat ditangani oleh Muliaman adalah transformasi digital dan budaya perusahaan. Dalam RUPST sebelumnya, BSI telah menekankan pentingnya penguatan aspek digital dan budaya perusahaan sebagai bagian dari strategi pertumbuhannya. Dengan pengalaman Muliaman di berbagai lembaga keuangan, ia diharapkan dapat mendorong BSI untuk lebih adaptif terhadap perubahan teknologi dan tuntutan pasar.
Langkah Strategis BSI ke Depan
Muhadjir Effendy – Perombakan struktur kepengurusan di BSI juga mencakup perubahan di jajaran direksi. Saladin D. Effendi ditunjuk sebagai Direktur Information Technology, menggantikan Achmad Syafii, sementara Grandhis Helmi H. diangkat sebagai Direktur Risk Management, menggantikan Tiwul Widyastuti. Langkah ini menunjukkan komitmen BSI untuk memperkuat aspek teknologi informasi dan manajemen risiko, dua elemen krusial dalam operasional perbankan modern .
Selain itu, penguatan aspek syariah juga menjadi perhatian utama. BSI telah membentuk Dewan Pengawas Syariah yang terdiri dari para ulama dan cendekiawan yang kompeten di bidangnya. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap kebijakan dan produk yang ditawarkan oleh BSI sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, sekaligus memenuhi standar regulasi yang berlaku.
Tantangan dan Prospek
Muhadjir Effendy – Meski telah melakukan berbagai langkah strategis, BSI tetap menghadapi tantangan dalam mengembangkan bisnisnya. Persaingan di industri perbankan syariah semakin ketat, dengan hadirnya berbagai bank syariah baru yang menawarkan inovasi dan layanan menarik. Selain itu, perubahan regulasi dan dinamika ekonomi global juga mempengaruhi kinerja perbankan syariah di Indonesia.
Namun, dengan kepemimpinan Muliaman D. Hadad yang berpengalaman dan visi strategis yang jelas, BSI memiliki peluang untuk memperkuat posisinya di pasar. Penguatan aspek digital, budaya perusahaan, dan kepatuhan terhadap prinsip syariah menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan dan meraih prospek pertumbuhan yang berkelanjutan.
Kesimpulan
Muhadjir Effendy – Pengangkatan Muliaman D. Hadad sebagai Komisaris Utama/Independen BSI merupakan langkah strategis dalam upaya penguatan tata kelola perusahaan dan adaptasi terhadap perkembangan industri perbankan syariah. Dengan pengalaman dan kompetensi yang dimilikinya, Muliaman diharapkan dapat membawa BSI menuju arah yang lebih baik, menghadapi tantangan dengan kesiapan, dan memanfaatkan peluang untuk pertumbuhan yang berkelanjutan.
Transformasi yang dilakukan BSI, baik di tingkat komisaris maupun direksi, mencerminkan komitmen perusahaan untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan. Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk Dewan Pengawas Syariah dan pemangku kepentingan lainnya, BSI memiliki potensi untuk menjadi pemain utama dalam industri perbankan syariah di Indonesia.